Malam sebentar lagi jatuh dan perjalanan masih jauh. Tapi badan sudah lelah. Maka istrirahat sejenak aku di perempatan lampu merah itu. Memandangi kendaran datang dari segala arah dan menghilang juga ke segala arah. Tak hirau aku akan asap dan debu. Aku duduk terkantuk memikirkan sesuatu.
— Evi
35 comments
asyik bener bisa duduk santai itu… pemandangan yang sangat menarik.. di capture dengan baik oleh fotographernya…. cakep momentnya dan sangat jeli…
Hehe.. makasih Bro.sayang fotonya kurang tajam, terhalang kaca mobil yg bersalut debu 🙂
Menerawang jauh…berpikir keras di antara becak-becak itu
Sedang mencari cara gimana agar yg terlihat jauh itu jd dekat 😉
Saya suka ini. Beca, motor, mobil. Semua menunggu lampu hijau untuk kembali. Manis sekali. 🙂
Banyak kepala, banyak masalah yg ada di dalamnya, datang dr berbagai wilayah yg pasti jg dng latar belakang budaya berbeda. Tapi di lampu merah semua sepakat, menunggu kedatangan lampu hijau. Wah aku jg suka dng komenmu Mbak Lia 🙂
satu hal tentang Lampu Merah adalah tempatnya dengan sejuta aktifitas dari pagi,siang,sore sampai malam yg terus bergejolak tak kunjung henti
Iya Mas Andy, sepanjang orang kota butuh berpindah tempat sepanjang itu pula persimpangan lampu merah terus berdenyut
Enak gitu yang duduk..
melepas lelah ya..
Menikmati angin magrib yg sepoi-sepoi juga, Cik 🙂
Gimana gak capek ya mbak kalo bawaan di becaknya sebanyak itu 😀
Kalau membawanya saja kayaknya gak capek deh Jeng..Cuman mengayuh jauh dan sebelumnya ada pula kerja, seperti dagang kayaknya yg bikin capek 🙂
foto yang bercerita, uni.. ttg keras dan lembutnya hidup. 🙂
Warna-warni seperti warna lampu di persimpangan itu ya May 🙂
abang tukang becak yg sedang melepas lelah langsung menarik perhatianku
kira2 apa ya…yg sdg dipikirkannya…?
mudah2an hari itu dia bisa bawa rezeki untuk keluarganya
Amin. Dan semoga hari2 selanjutnya rejekinya banyak dan lancar y Mb Diandra 🙂
apa yang sedang dipikirkAnnya ya??
Entah. Pasti tentang banyak hal 🙂
semoga malam yang datang membawa berkah 🙂
Amin. Semoga 🙂
Beruntung masih ada lampu merah…
Kalau didesa, ketika capek mendera, istirahatnya cuma dikubangan yang jauh dari bersih dan nyaman…
Dan beruntung peralatannya masih bisa dikayuh, yang meski sedikit, ada teknologi yang bisa mengurangi beban yang dibawanya.
Kalau dihutan yang ketika menebang pohon alatnya masih manual, atau pembelah batu yang cuma bermodalkan palu, kekuatan fisik mutlak adanya.
Dan kita lebih beruntung, karena tak harus mengayuh dan tak perlu membelah kayu dan batu…
Kita masih beruntung…
Jadi moral of the story, wajib bersyukur di tahap apapun kehidupan kita jalani ya P Mars 🙂
photo di ujung siang yang menawan..
sepertinya abang beca cape banget tuh…
Pasti gak seenak seperti melamun di pinggir kolam Kang Yayan 🙂
itu becak mau ngantar jualan atau pulang dari jualan ya? kalo badan cabe “ngaso” dimana saja enjoy saja he he he..
Gak tahu Pakde..Kalau dari jauh tampak emang muatannya berat 🙂
Jangan lupa keselamatannya mbak..heee lumayan lelah pastinya mas itu mbak yach..jadi ngiri dengan foto mbak nich
jangan terlalu lama melamun 🙂
saking capeknya sampe gak ngeuh tuh lagi di foto 🙂
asal jangan sering sering menghisap polusi kak, hehehe
Waah mbak Evi duduk di trotoar juga kah? 😀
Tapi momen2 begitu indah juga untuk merenung ya mbak. Hitung2 vitamin bagi jiwa 🙂
Baik dalam menempuh perjalanan dari satu tempat ke tempat lain mau pun ketika mengarungi perjalanan kehidupan, selalu ada momen-momen tertentu di mana kita harus menepi sesaat, sejenak melepas lelah dan menghilangkan kepenatan fisik dan jiwa kita. Bertafakur mulai dari hal-hal yang kita anggap remeh sampai hal-hal penting dan prinsipil di rest area yang tersedia atau pun yang sengaja kita pilih dan ciptakan. Yang terpenting dari semua itu adalah jangan sampai lupa atau menyerah untuk meneruskan perjalanan…selamat beristirahat 🙂
ketika memandang sebuah gambar atau foto …
banyak cerita yg terungkap dari pandangan kita ya Evi 🙂
cerita penuh perjuangan hidup
cerita tentang ketegaran dan syukur…
indahnya foto2mu selalu bercerita Vi … 🙂
salam
Iya Bun, karena kita tidak memandang lewat mata saja tapi juga hati..Konon menurut orang foto yg baik adalah foto yang bercerita tentang hati. Tapi aku belum nyampai kesana kayaknya Bun..Baru dipelataran jauh hehehe
Bahasa Jombangannya “leyeh2”
Kalau capek mbok call saya jeng, entar saya antar ke tempat yang lebih nyaman di koramil atau polsek gitzuuu.
Apik jepretannya
Salam hangat dari Surabaya
Ih kalau mo diantar ke polsek atau koramil mah, mending gak ngasih tahu Pakde deh..Kalau calling2 mending ngajakin Pakde keliling Suroboyo nyari makanan enak 🙂
Narasinya keren mbaaa…
KAdang kadang kita melihat sesuatu, tapi kurang peka dalam merasakannya…
Sementara ada orang lain yang masih sibuk mencari nafkah di kala Maghrib…
Aku biasanya duduk nyaman bareng anak anak nonton Spongebob…
Makasih karena mengingatkan aku untuk bersyukur ya mba Eviiiii 🙂
Terima kasih Bi. Iya, kalau kita fokus pada kekurangan saja maka kita cenderung tak bersyukur terhadap apapun yg dimiliki. Dengan sering-sering melihat keluar, pada kehidupan orang lain, kita dapat menempatkan diri secara proporsional. Walaupun banyak kekurangan dari orang lain, pasti punya juga kelebihan dari orang lain. So what gitu loh…:) Semangat Bi