Dilarang meludah di sembarang tempat. Saya memaklumi kalau pengumuman Dilarang Meludah Disembarang Tempat ini tertempel di terminal bus atau stasiun kereta api. Tempat umum tersebut di datangi banyak orang dengan latar belakang sosial dan ekonomi beragam. Tapi kalau tertempel di sebuah Gym yang anggotanya kebanyakan kelas ekonomi menengah atas, benaran, swear saya ngusap dada.
Untuk meyakinkan jangan2 salah intreprestasi saya bertanya pada si mas pegawai gym tersebut, ” emang benaran ada yang meludah sembarangan di sini, Mas?”.
Si Masnya terbahak. Tampak benar wajahnya meremehkan. Mungkin juga dalam hati simasnya jawab gini, “Eh masa saya main2 dengan urusan ludah begini?!”.
Maka berceritalah dia kalau sudah beberapa kali membersihkan bekas ludah dan bahkan ingus dari atas karpet alat treatmill.
Busyet! My God! Bapak-bapak ganteng atau ibu-ibu keceh di sana tak makan bangku sekolahan kali ya?
Sabar ya Mas. Penghasilan memang tak selalu berbanding lurus dengan pendidikan.
Salam,
— Evi
From WordPress Mobile
19 comments
terkesan jorok ya, orang yang buang ingus atau meludah disembarang tempat. saya baru tau, ada yang jorok ditempat elite. he..
@Cita, itulah yg mengherankan aku jg 🙂
Saleum,
Ludah itu sumber penyakit, memang seharusnya gak meludah disembarang tempat…
Saleum,
Betul sekali Brother Milano..Cuma situkang buang ludah yg gak ngerti soal ini hehehe..
wah sungguh terlalu bu…
kalau di tempat umum sperti terminal saya anggap masih wajar hal ini terjadi.. ini di tempat elite…ga wajar…
@Uyayan. Yang melakukan sakit jiwa kali Mas 🙂
yg melakukan sudah kehilangan malu kali…hehe…
@Mb Mechta: Kayaknya begitu kehilangan malu pada diri sendiri..Dia pikir kalau gak ada yg lihat, boleh melakukan hal jorok itu disembarang tempat. Padahal selain Tuhan melihat, nanti kotorannya kan ditemukan orang yah Mbak 🙂
Elite kesan bersih, tapi kenyataannya tidak.
Contoh elite politik kita, mereka sering “buang ingus sembarangan”, “kencilng sembarangan” bahkan “BAB sembarangan”.
@ P Aldy: Yang saya temuka kemarin sepertinya gejala biasa dalam masyarakat yah..Tapi tetap saja buang2 kotoran sembarangan itu mesti kita lawan ramai-ramai 🙂
Ya ampun mbak, masa sih sampe segitunya?
Mereka yang saya kira punya status sosial bagus karena udah bisa pergi ke gym buat olah raga, ternyata masih meludah dan buang i**u* sembarangan…sorry mbak, nulisnya aja nggak tega 🙁
Tapi itulah kali ya, manusia itu tidak bisa dilihat dari yang tampak saja, banyak hal-hal dari dalam yang akan mempengaruhi kepribadian dan empati seseorang sehingga dia bisa melakukan hal-hal ‘ajaib’ seperti yang mbak tulis ini…di gym gitu lo…duuuuh!
@Bintang Timur: Manusia berperangai ganda itu emang ada dimana-mana Mbak. Entah kok bisa begitu ya..puyeng deh nyari penjelasannya. Mungkin berangkat dari sifat egoisme yg amat tinggi Mbak.Tak merasa memiliki fasilitas umum, berasa sudah membayar atau emang jorok dari sononya..
wah, pekerjaan, bagi saya itu bukan hal mudah, tetapi kenapa ya banyak orng jorok di tempat katanya orang nyari sehat 🙂
@Jarwadi: Ironisme ke-2 setelah korupsi di negara muslim terbesar sedunia Mas Jar 🙂
Iiiwww…joroknya orang yang bisa meludah dan buang ingus sembarangan, bahkan sampe membuang di atas treadmill gitu…
Mungkin terbiasa hidup di planet lain kali Jeng..Dimanapun ludah dibuang akan jadi pupuk dan bermanfaat bagi orang lian..Hueeeekkk hehehe..
Hah ??? Di Gym ???
Saya geleng-geleng kepala …
Ternyata uang …. kadang tidak bisa menyembunyikan “manners” dan sikap …
Semoga kita semua sadar ….
Perilaku laik adalah salah satu yang penting dalam bersosialisasi …
(termasuk di Gym)
salam saya Bu
(tetep geleng-geleng kepala …)(hehehe)(kok bisa sih …?)
Sampai sekarang pengumuman itu masih ada Om. Menurut si masnya, sekarang emang sdh tak ada ldh lagi. Tp kertasnya tetap dibiarkan tertempel, biar yg melakukan ingat terus utk tdk mengulanginya
wah, saya juga ikut geleng2 kepala membacanya Mba, dan angguk2 setuju dengan kesimpulan singkat Mba Evi, plus nambahin dikit bahwa penghasilan juga tidak berbanding lurus dengan attitude ya, Mba?