Saat update blog ini saya baru bangun tidur siang, menyeruput secangkir kopi dengan palm sugar dan menikmati suaranya Ebiet G Ade. Sementara di luar panas sedang terik-teriknya. Seorang teman SMS utk meluapkan rasa frustrasinya terjebak di kemacetan Jakarta. Teman ini sedang bertugas mengantarkan sebuah dokumen pada suatu perusahaan yang menjadi klien perusahaan tempatnya bekerja ” Kalau gak ingat bakal dipecat gue sudah belok arah, pulang. Mending ngurus anak sendiri!!! Huhuhu… ” Begitu katanya. Kalau sudah begini betapa saya bersyukur bekerja dari rumah dengan bos suami sendiri. Tapi tentu saja tidak membalas SMS tersebut dengan menceritakan keberuntungan itu, hanya menyarankan agar dia mulai memikirkan membuka usaha sendiri dengan memulainya dari rumah. Kalau jeli banyak kok peluang yang bisa di garap sebagai bisnis rumahan.
Jika kebetulan Anda search Google dan menemukan tulisan saya ini,salah satu kemungkinannya adalah Anda sedang ambil ancang-ancang keluar dari pekerjaan sekarang dan berniat buka usaha sendiri. Jika Anda sedang mencari pembenaran mengapa harus mengambil resiko meninggalkan kemapanan dari pekerjaan sekarang, selamat transformasi, saya mempunyai beberapa, coba simak.
1. Selamat Tinggal pada Ritme Kerja Jam 6 pagi sampai pukul 21 Malam
Normalnya orang bekerja dari pukul 8 pagi sampai 5 sore, namun bila Anda adalah penduduk Jakarta mustahil berharap kenormalan tersebut terjadi. Sebab harus berangkat pagi-pagi sekali agar tidak telat masuk kantor dan sampai dirumah sudah larut karena terhalang macet saat pulang.
Ini bisa dijadikam motivasi utama untuk mulai bekerja dari rumah agar bisa mengatur waktu sendiri, membuatnya seefisien mungkin, tak membuang-buangnya dengan kemacetan di jalan raya. Anda boleh bangun tepat pukul tujuh, mengantar anak-anak ke sekolah lalu pergi berolah raga. Setelah bugar atur waktu efektif untuk bekerja, apakah 8 jam atau 14 jam selama 6 hari penuh, 5 hari atau 4 hari.Ingat sekarang Anda bos dan targetnya adalah produktivitas, bukan ketepatan waktu kapan memulai dan kapan mengakhiri pekerjaan berdasarkan jam. Malah di sela-sela waktu kerja, kalau mengantuk dan butuh istirahat Anda bisa menganggarkan waktu 30 menit untuk tidur siang.
2. Pecat Bos Pemarah.
Saya tidak menyukai atasan pemarah, saya kira Anda juga. Ketimbang terus menerus makan hati dan tertekan yang mungkin akan berakibat pada kebotakan rambut dan sakit jantung, lebih baik menguras energi untuk memajukan bisnis sendiri. Hidup terlalu indah untuk membiarkan orang lain terus menerus tidak puas terhadap hasil pekerjaan dan menjadi kritikus kita. Dengan bekerja dari rumah dan usaha sendiri tak seorangpun punya peluang untuk memarahi kita.
3. Tak Lagi Takut PHK
Merasa takut sangat menguras energi. Akuilah, salah satu alasan mengapa orang berusaha menjadi karyawan yang baik adalah karena takut di pecat. Sudah banyak kisah-kisah memilukan akibat dari PHK, lantas mengapa Anda harus terus menerus bertahan di sana? Bukan itu saja bekerja pada orang lain kita juga tak bisa menolak bila dimutasikan, dibebas tugaskan, dan menerima kenyataan bahwa keahlian kita sudah tak dibutuhkan lagi pada posisi semula. Yang lebih menyakitkan lagi sekarang mereka dapat tenaga lebih fresh,lebih muda yang pengalamannya mungkin juga tak seujung kuku dengan Anda. Persoalan akan berbeda jika memiliki usaha sendiri. Dalam kamus seorang bos tak terdapat kosa kata PHK, yang ada adalah mandiri dengan berusaha menentukan nasib sendiri
4. Siapa yang Butuh Promosi
Setelah bertahun-tahun menduduki tempat yang sama, tanpa promosi jabatan dan kenaikan gaji hanya sedikit bisa membuat karyawan menjadi pahit. Apa lagi kemudian bila jabatan yang kita incar ditempati oleh pendatang baru, sakitnya bisa tak tertahankan. Alih-alih menjadi apatis dan menganggap nasib emang begitu, mengapa tidak mempromosikan diri sendiri dengan membangun bisnis sendiri dengan bekerja dari rumah? Dari pada menunggu selama 5 tahun atau lebih, bila kita mengelola usaha sendiri dan terus memperbaiki diri, dalam rentang waktu tersebut usaha rumahan Anda mungkin sudah akan memerlukan kantor di gedung tinggi, bersebelahan dengan kantor yang membuat luka dalam itu. Hasilnya bila langsung dinikmati keluarga dan Anda telah membantu pemerintah membuka lapangan kerja.
5. Memaksimalkan Keterampilan
Tak jarang selama sekolah kita belajar maksimal dengan harapan keterampilan yang diperoleh terpakai dalam pekerjaan. Ada kabar buruk bahwa hal tersebut tidak rejeki semua orang. Saya mengenal beberapa lulusan universitas ternama dengan IP diatas 3.5 hanya mengerjakan pekerjaan yang bisa diselesaikan tamatan SLTA. Otomatis gaji juga menyesuaikan diri. Hal tersebut terpaksa mereka jalani karena gak punya alternatif lain dari pada jadi pengangguran..
Nah bila perusahaan tidak mau memberi Anda tanggung jawab besar, entah itu karena mereka menganggap Anda tak layak atau lainnya, dengan membuka usaha dari rumah keterampilan tersebut sekarang bisa digunakan sebaik-baiknya. Kita selalu punya pilihan, menentukan seberapa besar tanggung jawab yang layak disandang. Pengalaman saya dengan mengurus bisnis sendiri malah jadi haus ilmu, ingin selalu lebih baik yang berefek pada peningkatan pengembangan perusahaan. Dengan berkembangnya usaha tentu tanggung jawab lebih besar lagi.
Demikian sedikit ide-ide penyemangat untuk Anda yang berkeinginan membuka usaha sendiri yang dimulai dari rumah. Semoga bermanfaat.
Arenga Palm Sugar
4 comments
pingin juga bekerja dari rumah … tapi kayaknya belum berani .. takut nggak berhasil …:)
Memang untuk resign dan memulai bekerja dari rumah butuh persiapan Dan keberanian 🙂
wah…cita2ku banget tuh mba…bekerja dr rumah…
tp punya kebebasan financial dan kebebasan waktu tentu saja…
smangat bangun bisnis sendiri..hanya dari rumah
ini @ariesthy on twitter mba 🙂
pas blogwalking nemu web mba Evi..kereennn……sukses slalu y mba
Aku ikut mendoakan agar cepat terkabul cita-citanya Mbak Fitri, kebebasan finansial dan waktu. Bila kita bersungguh-sungguh dan mau membayar semua harganya, pasti dikabulkan Allah. Amin. Sukses ya