Masih ada yang merasa heran mengapa Indonesia ditempatkan sebagai bangsa pelahap pulsa ke-2 terbesar di dunia? Karena kita adalah bangsa pecandu. Pecandu hal remeh temeh. Pecandu gossip dan kabar burung. Pecandu dunia gaib diatas awang-awang. Kita sakau pada kedangkalan. Dan pulsa telepon memberi keleluasaan untuk meredakan kesakauan tersebut.
Gak percaya? Lihat deh kepala negara kita. Dia berdiri paling ujung dari suatu bangsa dan sekarang berhasil menggelisahkan seluruh lapisan masyarakat hanya oleh satu SMS yang gak jelas bermaksud apa. Gimana gak dahsyat kekuatan pulsa, coba? Mereka memberi nama sebagai SMS fitnah. Perhatikan: SMS fitnah.Kalau Anda iseng coba lihat apa arti kata Fitnah di kamur Bahasa Indonesia. Namun baiklah agar lebih memudahkan saya copast saja dari Wiki. " Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cobaan" atau "ujian"
Fitnah itu tentang fakta palsu, Jenderal. Dan Anda mau menghabiskan energi untuk fakta palsu?
Atau sang Jenderal belum pernah sempat baca definisi Fitnah dari wiki ini bahwa asal katanya berasal dari bahasa arab yang artinya cobaan atau ujian. Kayaknya memang belum. Kalau sudah dia tidak akan bereaksi sedemikian rupa terhadap SMS fitnah tersebut. Sebagai kepala sebuah bangsa yang jumlah penduduknya demikian besar biasa aja lagi kalau mendapat ujian atau cobaan dari sana-sini. Jadi kepala Rukun Tetangga saja pasti menangani "cingkahak" penduduknya, lah apa lagi ini kapala negara. Gak usah terlalu sensitif gitu lah, Jenderal. Malu kita.
Mending energi Jenderal diarahkan pada pendidikan rakyat. Bagaimana caranya agar kita keluar dari bangsa pecandu pulsa (dan candu-candu yang kurang baik lainnya) menjadi bangsa produktif. Ketimbang beli pulsa untuk chatting, sms-an dari pagi sampai malam tanpa juntrung, mending Jenderal arahkan rakyat agar cinta membaca. Mudah2an suatu hari nanti kita semua insap. Dari pada beli pulsa untuk sesuatu yang tidak produktif mending beli buku.
