Awalnya kami belum tahu betapa pentingnya branding untuk bertempur dalam laut kompetisi. Bahwa branding tidak melulu identitas yang menempel di produk tapi juga bisa disinergikan bersama perusahaan. Seperti yang dilakukan Unilever. Karena itu perusahaan diberi nama secara sentimental saja, DIVA MAJU BERSAMA. Berisi harapan baik, para stake holder bekerja sama agar perusahaan maju.
Belakangan kepikiran, biar tidak terlalu capek dan jalan sekalian, merek korporat bisa bergandengan dengan brandding product. Maka lahirlah DIVA’S.
Sekilas saja sudah nampak terlalu maksa. Diva itu sudah amat biasa dan bertebaran dimana-mana. Mulai dari group artis sampai tusuk gigi, bantal kepala sampai zat kimia, menempelkan Diva sebagai identitas mereka. Benar juga, ketika di daftarkan HAKI-nya di tolak. Ya sudah belok arah saja dan melihat ke basic usaha. That’s all about Arenga Pinnata, right?. Dari sanalah lahir merek Arenga yang sekarang menempel di 2 produk Diva Maju Bersama : Palm Sugar dan Madu Hutan.
Begitulah kalau melihat dunia dari sudut pandang sempit. Sebenarnya itu tidak perlu terjadi. Segala sesuatu ada ilmunya. Dalam teori 5 Corporate Strategy terungkap bahwa setiap sumber daya dan unit bisnis bisa saling melengkapi. Dengan kata lain mereka bisa disinergikan untuk saling menguatkan. Aksi ini akan berujung pada total kinerja yang jauh lebih besar.