Selain buku-buku pengembangan pribadi, akhir-akhir ini saya menambahkan petulangan ke dalam Al Quran. Menghayati kisah-kisahnya, membayangkan cerita-ceritanya, mempertemukan saya dengan suatu oase yang tidak hanya mengisi bolong-bolongan dalam jiwa tapi sekaligus menjadikan tempat persinggahan yang menumbuhkan sense of orientation. Islam memang lahir di tanah arab yang primitif, berisi suku-suku yang saling berperang dalam mempertahankan status quo, dan penuh berbagai intrik dan kecurigaan. Tapi sebagai kitab yang harus dijaga keotentikannya, saya kira wajar jika di dalam juga terdapat ayat-ayatnya tentang kekerasan. Selain keimanan, Al Quran juga adalah buku tentang sejarah.
Tapi Al Quran tidak melulu bicara tentang pertentangan, musuh-musuh, masyarakat atau akhirat. Jika Allah maksudkan bahwa kitab ini memuat seluruh kejadian dalam alam semesta, semenjak lahir dampai kemudian punah kembali, Al Quran juga berbicara tentang kecantikan.
Belajar kecantikan dari Al Quran? Ini lah buku yang paling tepat! Keunikannya bukan saja bisa belajar kecantikan alam, mental atau akhlak, moralitas tapi juga tentang kecantikan fisik. Well, sementara pemahaman masih terbatas, jadi tidak seluruhnya dari sana ding, dari hadist juga 🙂
Oke deh! Sebagai pembuka kategori baru dalam blog ini: Islam, saya akan bahas yang paling menarik saat ini yakni mengenai kecantikan fisik. Tepatnya kencantikan fisik yang diapresiasi oleh Islam.
Memang Al Quran tidak mengatakan bahwa Vit.C menghadirkan collagen yang berfungsi sebagai penopang konstruksi kulit agar tidak kendur ( itu mah tugas makhluk berakal untuk mengeksplorasinya ), namun kita sangat diharapkan memiliki cita rasa terhadap kecantikan fisik yang telah Allah karuniakan. Kita diminta menghargai tubuh yang membawa roh kemana-mana. Coba saja, setiap akan keluar rumah untuk salat berjemaah, kaum muslimin diperintahkan menggunakan pakaian yang baik serta perhiasan. " Hai anak-anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap kali memasuki Mesjid ". ( QS al-A'raf 31)
Lalu mendapat perspektif lain mengapa sistem syaraf saya bereaksi ekstrim terhadap bau-bauan tidak sedap. Bukan sengaja, terjadi begitu, bau bangkai membuat saya muntah berlebihan. Tidak hanya saat peritiwanya berlangsung tapi juga setelahnya dengan hanya mengulang dalam kenangan. Begitu pula saya pusing bila tiba-tiba terpapar aroma keringat yang mengering di baju, pakaian lembab yang tidak terpapar matahari serta tubuh yang jarang mandi dan keramas.
Tampaknya kasus ini berlaku secara universal bahwa sistem penciuman manusia di rancang untuk tidak menyukai bau-bau tak sedap. Buktinya agama Islam mengajarkan agar orang bersiwak (gosok gigi) dan menghindarkan diri dari makanan-makanan yang berefek buruk terhadap bau mulut dan keringat. Tidak terbayang jika berada di mesjid, dalam barisan salat harus bertetangga dengan seseorang yang menguras semua energi lewat bau-bauan yang berasal dari tubuh atau perlengkapan mereka.
Sebenarnya iklan-iklan kosmetik yang menjajakan cream pemutih kulit tidak salah seluruhnya. Sebab kulit yang bersih dan cemerlang itu identik dengan kecantikan. Sudah berabad-abad orang mengatakan bahwa Nabi Muhammad berpostur ganteng yang salah satu kriteria pendukung adalah kulit beliau yang putih. Coba simak hadis ini : " Nabi saw berdada kekar dan berambut panjang yang melewati kedua telinganya dengan KULITnya yang PUTIH. Aku belum pernah melihat yang lebih tampan dari padanya." (dikisahkan oleh al-Barra' & diriwayatkan oleh al-Bukhari)
Hadis ini membuka wawasan baru bahwa saya tidak sendirian dalam memberi nilai tambah pada daya tarik lelaki dengan rambut panjangnya. Dulu sekali saya menyukai Ari Wibowo saat berambut gondrong. Rambut sehat yang melewati telinga itu macho dan menimbulkan perasaan feminim saat memandangnya :). Makanya barang siapa yang memiliki rambut hendaklah dia memuliakannya.
Mata adalah jendela jiwa. Setidaknya begitu dikatakan orang dan diulang selama berabad-abad. Walau tidak begitu mempercayainya sebab para pemilik mata indah tidak sedikit berhati setan, namun sejarah membuktikan mata terbukti sebagai satu media yang bisa digunakan untuk mengungkit daya tarik seseorang. Coba Google tidak terhitung berapa banyak lagu, syair dan puisi yang terinspirasi karena mata. Jadi ikutilah nasihat Nabi saw untuk memberi celak pada mata menjelang tidur. "Hendaklah kalian bercelak mata, karena itu dapat menjernihkan mata dan menumbuhkan rambut mata ".
Kalau dikaji lebih dalam apresiasi Islam terhadap kecantikan fisik itu akan sangat panjang. Jika jarang ditemukan dalam khasanah literatu Islam mungkin karena fisik akan lenyap bersama kepindahan roh, dan manfaat untuk kemanusiaan dianggap tidak banyak, maka yang berkembang adalah kajian-kajian kecantikan seputar akhlak dan moralitas. Tapi bagaimanapun, apresiasi terhadap keindahan adalah fitrah manusia, sudah ada dalam diri setiap orang sejak lahir. Kita akan merindukan jika kecantikan itu hilang, lenyap dan tiada.
Wallahu'alam bishawab