Source
” Kalau nanti aku jadi orang kaya gimana cara pakai uangnya ya, ma?” Ini adalah pertanyaan Adit saat kami selesai nonton The Bucket list di HBO kemarin.
Film yang dibintangi oleh Morgan Freemen dan Jack Nicholson ini bercerita tentang pertemuan 2 orang lelaki, yang satu berasal dari golongan kerah biru dan yang lain sebagai milioner. Penyakit kanker terminal akhir dan ranjang rumah sakit membuat ke-2 lelaki ini bersahabat. Baik Edward (Nicholson) dan Carter (Freema) sama-sama mengetahui bahwa usia mereka tidak lama lagi. Maka sebelum kematian menjemput Carter ingin melakukan beberapa hal yang dia muat dalam sebuah daftar. Ketika Edward membacanya dia mengusulkan menambah beberapa item lagi yang tentusnya sangat khas dia. Diantaranya melakukan perjalanan ketempat-tempat eksotis dunia, sky diving, naik Himalaya dan mencium perempuan paling cantik sedunia. Seluruh biaya ditangung oleh Edward.
Dibawah tentangan istri Carter, ( dua lelaki ini sama sekali tidak membuat penyangkalan bahwa sebentar lagi mereka akan mati), mereka menikmati semua keindahan yang bisa ditawarkan dunia. Hanya satu yang tidak bisa di lakukan Carter yang seumur hidup hanya berhubungan sex dengan sang istri yaitu menerima tawaran Edwar menyewakannya pelacur kelas tinggi untuknya. Tidak. Dia tidak akan menutup buku kisahnya dengan penghianatan kepada sang istri
Perjalanan mereka berakhir dengan sedikit pahit. Edwar meradang saat mengetahui bahwa Carter berusaha mendamaikan dia dengan putrinya Emily. Hubungan Edwar tidak begitu baik dengan semua orang. Dan hubungan Edwar juga tidak baik dengan Emily.
Sekalipun akhirnya Carter meninggal duluan di meja operasi dalam rangka menyingkirkan sel cancer yang sudah merambat ke otak, dia mengharapkan agar Edward tetap menyelesaikan bucket list mereka.
Kematian Carter membuat Edwar menyadari bahwa keinginannya yang paling besar sebelum mati hanyalah berdamai dengan Emily. Tampaknya permintaan maaf Edwar di terima dengan mengijinkan Edwar mencium sang cucu, anak perempuan Emily. Disinilah akhir bucket list mereka yaitu mencium perempuan paling cantik sedunia.
Kembali pada pertanyaan Adit, ” Kalau nanti aku jadi orang kaya gimana cara pakai uangnya ya, ma?”. Tampaknya itu lahir dari keterkesanannya terhadap tokoh Edwar yang kaya raya tapi tidak bahagia. Jujur saja dunia serasa terhenti beberapa detik mendengar pertanyaan ini. Dalam situasi seperti itu aku bisa saja berperan sebagai orang tua, berceramah tentang moralitas, tentang agama atau tentang PPKN. Tapi tidak! Jawaban yang datang dari hati yang paling dalam hanya seperti ini, ” Buat dirimu jadi manusia baik dan ikuti hati nurani maka Adit akan tahu mau diapakan harta itu nanti…”
Aku menangkap kelegaan pada hembusan nafasnya. Rasanya sampai kepadaku berupa usapan semilir angin di belakang telinga. Dan ah Yang Diatas sana, rasanya pula, ikut terseyum. ” Terima kasih…” bisikku diam-diam… Iya, sekali lagi terima kasih telah meletakan kata-kata yang tepat di ujung lidahku 🙂
–Evi Indrawanto