Curahan Hati Betulkah saya aneh? Pertanyaan ini dulu amat mengusik sebab ada teman yang mengatakan demikian. Rupanya saya mengambil perkataan tersebut dan mengatakan pada diri sendiri bahwa memang saya itu aneh 🙂 Terkadang pikiran tersebut berasumsi terhadap ibu-bapak. Walau mereka tidak pernah bertanya terang-terangan, satu atau dua kali mereka pasti pernah bertanya alam hati: Apakah saya betul anak mereka? Lah aneh begitu! Tapi betulkah saya aneh?
Sebagai anakke-2 dari lima bersaudara sering menemukan diri sendiri berada di dua teritori ekstrim. Saya jadi penurut seperti kucing tapi sepanjang ibu memintanya dengan suara lembut. Namun cobalah sesekali “menegakan mata” dan berkata, ‘kerjakan karena kami orang tuamu yang memerintahkannya!” Beeehhh…Pasti tak tinggal pergi.
Dan saya pernah disebut mama yang aneh oleh Valdi. Itu gara-gara menerebas dengan kecepatan penuh pada “grudukan jalan” (semacam polisi tidur berupa bilah-bilah besi rendah tapi dalam jumlah banyak) yang di pasang pengelola tempat tinggal kami. ” Hore…Cuma mamaku yang berani seperti ini ” .Tentu saja itu adalah suara ironi dari Valdi yang takut kesiangan masuk sekolah gara-gara susah banget dibangunkan.
Never mind! Valdi pun anak yang aneh menurut standarku.
Ini Murni Curahan Hati, Betulkah Saya Aneh?
Dan detik ini saya juga merasa aneh. Dalam kepala bermunculan ide-ide asyik sampai gila menyangkut bisnis gula semut kami. Maunya ide tersebut segera di eksekusi dan jadi duit.Cuma menuliskan di blog memang semudah buang ludah di kali. Untuk melakukan entah kuda mana yg menghimpit semangat, yang terbentang kok susahnya mulu?
Seperti semua para “pe-masturbasi nasib” yang tidak jarang berpikir pentingnya mengambil tanggung jawab terhadap hidup sendiri, aku malah berpikir : ” andai Bill Gates menciptapkan software pembaca pikiran yang bisa diterjemahkan pada sehelai kertas…”
Serius saya memimpikan software dalam sebuah alat sederhana, kecil dan bisa di bawa kemana-mana. Kalau bisa bentuknya seperti jepit rambut atau kancing baju. Dalam wc pun dia bisa merekam suara yang datang dari kepala. Setelah itu bisa ditulis dan di transfer pada suatu media yang lalu akan dieksekusi oleh sebuah team. Jadi dari curahan itu ini betulkah saya aneh?
Wah mimpi siang bolong! Hehehe..Ini jurnal emang sebagian didedikasikan untuk mimpi.
Tapi saya yakin, disuatu tempat, entah dimana, sejumlah insinyur sedang bekerja keras untuk membuat alat sepeti itu. Atau kah alat tersebut sudah ada dan saya belum mengetahuinya?
Alam semesta punya cara sendiri dalam mengalirkan informasi. Kebutuhan saya seperti ini pasti tidak lahir dengan sendirinya. Pasti seseorang pernah pula memikirkannya atau mengerjakannya, kemudian sinyalnya tertangkap dalam kesadaranku.
Mungkin kah? Mudah2an! Tapi sungguh saya tak merasa aneh lho…
Baca Curhat Lainnya: