Pak Ersis mengatakan, untuk jadi penulis sebaiknya jangan mau dikendalikan mood. Tapi kendalikan lah mood agar tetap mau menulis.Mengendalikan mood? Seratus persen setuju terhadap pernyataan ini.
Saat ini sedang berusaha agar selalu diatas mood. Terus mencoba merangkai kata dalam penyampaian ide . Siapa tahu kelak bisa jadi sebuah karya tulis di cetak. Jadinya kan bisa menjangkau  lebih banyak pembaca.
Ternyata menuliskan  memang mudah. Tidak demikian dengan pelaksanaan. Itu karena ide dalam kepala saya lebih lincah dari kuda Troya. Datang cuma untuk menggoda lalu loncat pergi tanpa pesan. Itu yang aneh! Kalau gak mau di tangkap ngapian sih mampir segala? Bikin pusing!
Saya belum pernah surfing di laut. Tapi yang dimaksud dengan mengendalikan mood persis seperti para surfer yang selalu meliuk-liuk diatas ombak. Tak masalah kemana ombak memecah, poin seorang surfer yang baik harus tetap berada diatasnya.
Malam ini mampet lagi! Mungkin gara-gara keenakan libur di Bandung kemarin. Atau liburan tersebut tidak mampu membuat saya menunggangi mood? Atau gara-gara di panggil guru BK-nya Valdi tadi? Guru itu menemukan bahwa pangeran tampanku cocok  jika berprofesi sebagai sales kelak. Habis kerjanya ngajak orang sekelas ngobrol melulu padahal  pelajaran sedang berlangsung. Yang paling pendiam pun jadi ceriwis bila di dekat Valdi, begitu katanya…
“Val, hari ini mama pecah telor lho sebagai orang tua yang tidak pernah di panggil guru BK.” kataku sambil menatap dia yang tercenung entah memikirkan apa.
Rupanya pengalaman itu juga tidak mengenakan bagi Valdi. Sepanjang jalan pulang dia terus melamun. Mungkin dia insyaf. Atau  sepertimamanya dulu lebih suka piknik ketempat jauh ketimbang menampung unek-unek ibu yang sedang kecewa pada kelakuan saya.Disini saya berusaha keras mengendalikan mood. Valdi sudah cukup tertekan dengan nisahat guru tak perlu lah saya tambahi lagi.
Sepertinya malam ini kepala saya memang sedang banjir cairan. Membuat hambatan pada listrik-listri yang seharusnya merangsang pergerakan neuron. Lucu membayangkan nueron-neuron  yang saya butuhkan kehadirannya  putus hubungan gara-gara terhambat cairan.  Untuk menyelesaikan posting ini terpaksa terus di gedor oleh kemauan. Apapun yang terjadi saya harus menulis minimal satu paragraf  malam ini.
Ah tapi setelah dihitung-hitung, halaman ini minimal sudah 6 pargaraf sekarang. Mayan….
— Evi